Pada 23 Oktober 2024, pertandingan UEFA Champions League yang menarik antara Atalanta dan Celtic berakhir dengan skor imbang 0-0.
Pertandingan yang dihelat di Stadion Gewiss, Bergamo, ini menjadi pertarungan sengit antara dua tim yang berambisi untuk meraih keuntungan di fase grup. Artikel FOOTBALL UA akan membahas latar belakang kedua tim, jalannya pertandingan, analisis performa, reaksi setelah pertandingan, serta dampak dari hasil imbang ini terhadap masing-masing tim.
Latar Belakang Pertandingan
Atalanta, klub asal Italia, memasuki pertandingan ini dengan catatan positif dalam liga lokal mereka. Di bawah kepelatihan Gian Piero Gasperini, Atalanta dikenal dengan filosofi permainan menyerang yang agresif. Setelah mencapai perempat final di UEFA Champions League beberapa musim yang lalu, tim ini ingin kembali menunjukkan kekuatan mereka di kompetisi Eropa.
Di sisi lain, Celtic, klub asal Skotlandia yang dipimpin oleh Brendan Rodgers, berharap untuk mendapatkan poin berharga di laga tandang ini. Setelah mengalami kekalahan telak 7-1 dari Borussia Dortmund di pertandingan sebelumnya, Celtic bertekad untuk bangkit dengan menampilkan pertahanan solid dan permainan yang terorganisir. Dengan sejarah kaya di kompetisi Eropa, Celtic harus membuktikan bahwa mereka masih menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan.
Kekuatan dan Kelemahan Tim
Sebagai tim yang telah teruji di pentas Serie A, Atalanta memiliki kombinasi pemain muda berbakat dan pengalaman. Struktur formasi 3-4-3 seringkali membuat mereka mendominasi permainan dengan penguasaan bola yang tinggi. Pemain seperti Duván Zapata dan Ruslan Malinovskyi di lini depan menjadi penghasil gol utama. Namun, ketergantungan pada pemain kunci yang cedera juga merupakan tantangan, terutama ketika mereka menghadapi tim yang defensif.
Celtic, dengan pendekatan 4-2-3-1, memiliki skuat yang kaya akan pemain berbakat, seperti David Turnbull dan Kyogo Furuhashi yang memiliki kemampuan mencetak gol. Namun, kelemahan terbesar mereka terletak pada ketidakmampuan untuk menjaga konsistensi dalam performa, terutama saat bermain di luar negeri. Kelemahan defensif dan kesulitan membaca permainan lawan bisa menjadi bumerang bagi Celtic jika tidak diatasi.
Jalannya Pertandingan
Pertandingan dimulai dengan tempo tinggi, di mana Atalanta segera mengambil inisiatif menyerang. Mereka bermain agresif dan berusaha mendominasi penguasaan bola. Pada menit ke-6, tim tuan rumah hampir membuka skor ketika Zapata menciptakan peluang dari sudut sempit, namun sepakannya berhasil diblok oleh pertahanan Celtic yang disiplin. Celtic, meskipun lebih banyak ditekan, menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Mereka berhasil menghalau berbagai usaha Atalanta, yang terus melancarkan serangan dari berbagai sisi.
Pada menit ke-20, Atalanta kembali mengancam melalui Malinovskyi, whose shot dari luar kotak penalti meleset tipis di samping gawang. Menjelang akhir babak pertama, Celtic mulai membangun serangan balasan. Turnbull menjadi kunci dalam menciptakan peluang, memanfaatkan ruang yang diberikan oleh pertahanan Atalanta. Namun, upaya Celtic tidak membuahkan hasil karena para defender Atalanta, yang dipimpin oleh José Palomino, tetap kukuh menghadang setiap serangan.
Reaksi di Babak Pertama
Babak pertama berakhir dengan skor 0-0, meskipun Atalanta mendominasi penguasaan bola. Tim tuan rumah merasa frustrasi, sementara Celtic merayakan hasil imbang yang menunjukkan soliditas pertahanan mereka. Pelatih Gasperini mengambil waktu sejenak untuk memberikan instruksi kepada para pemainnya di ruang ganti, berharap bisa mencetak gol di babak kedua.
Pelatih Brendan Rodgers puas dengan kinerja pertahanannya, meskipun mereka masih perlu meningkatkan serangan. Dia memotivasi timnya untuk tetap fokus dan tidak kehilangan perhatian di babak kedua. Menjelang babak kedua, kedua tim memiliki rencana permainan yang jelas dan optimistis.
Baca Juga: Girona Memperoleh Poin Penuh dengan Mengalahkan Slovan Bratislava 2-0
Babak Kedua: Pertarungan Berlangsung Ketat
Memasuki babak kedua, Atalanta kembali menunjukkan keinginan untuk membuka keunggulan. Mereka menekan Celtic lebih intens, mengubah pendekatan menyerang mereka dengan lebih banyak crossing ke area penalti. Pada menit ke-53, Zapata menerima umpan silang yang baik dan melepaskan sundulan, namun berhasil ditepis oleh kiper Celtic, Kasper Schmeichel, yang tampil brilian.
Celtic, meskipun berada di bawah tekanan, tetap mengandalkan serangan balik. Pada menit ke-60, Furuhashi melakukan penetrasi yang bagus dan mengirimkan umpan kepada Turnbull, namun tembakan Turnbull mampu diblok oleh kiper Atalanta, Marco Carnesecchi. Momen ini menunjukkan bahwa Celtic masih memiliki kemampuan untuk mencetak gol meskipun sering dikurung.
Momen-Momen Penting di Menit Menit Akhir
Pertandingan semakin memasuki fase krusial dengan kedua tim berusaha mencetak gol. Atalanta semakin berani menyerang, sementara Celtic tetap melakukan defensi solid. Pada menit ke-75, Zapata kembali mendapatkan peluang setelah menerima umpan dari Malinovskyi, tetapi Schmeichel melakukan penyelamatan gemilang. Menjelang akhir pertandingan, Atalanta menekan lebih keras. Gasperini melakukan pergantian pemain dengan memasukkan pemain ofensif untuk mencari gol vital. Namun, upaya tersebut tetap gagal karena pertahanan Celtic yang disiplin dan strategi bermain bertahan yang diterapkan Rodgers. Celtic juga memiliki kesempatan di menit-menit terakhir melalui tendangan bebas, tetapi upaya mereka juga sia-sia setelah tendangan Turnbull berhasil dimentahkan oleh dinding pertahanan Atalanta. Pada akhirnya, peluit panjang dibunyikan, menandakan berakhirnya pertandingan dengan skor 0-0.
Setelah pertandingan berakhir, reaksi dari masing-masing pelatih menunjukkan kepuasan dan kekecewaan. Gasperini merasa timnya berjuang keras, tetapi dia mengakui bahwa kurangnya penyelesaian akhir membuat mereka kehilangan kesempatan untuk meraih tiga poin di kandang. Sementara itu, Rodgers merasa bangga dengan performa pertahanan timnya, menganggap hasil imbang ini adalah langkah positif setelah kekalahan sebelumnya. Para pemain dari kedua tim mengungkapkan bahwa mereka berjuang hingga detik terakhir. Schmeichel, sebagai penjaga gawang Celtic, mendapat pujian besar atas kinerjanya yang sangat baik dan penyelamatan krusial yang membantu tim meraih satu poin. Di lain pihak, Zapata dan Malinovskyi merasa frustrasi karena tidak dapat mencetak gol, tetapi tetap optimis untuk pertandingan berikutnya.
Kesimpulan
Pertandingan antara Atalanta dan Celtic pada 23 Oktober 2024 berakhir tanpa gol, tetapi menawarkan drama dan intensitas yang tinggi. Meski kedua tim berusaha keras untuk meraih kemenangan, mereka harus puas dengan tambahan satu poin. Hasil ini memberi gambaran bahwa baik Atalanta maupun Celtic memiliki kekuatan dan kelemahan yang harus diperbaiki jika ingin bersaing di tingkat yang lebih tinggi. Keduanya kini memiliki tugas untuk memperbaiki kinerja sebelum pertandingan mendatang. Atalanta diharapkan dapat memanfaatkan pengalaman mereka dan kualitas menyerang untuk kembali meraih kemenangan, sementara Celtic akan mencari momentum positif setelah hasil imbang ini.
Dengan harapan yang tinggi dari penggemar masing-masing tim, perjalanan mereka di UEFA Champions League masih panjang. Setiap tim akan harus berusaha lebih keras di laga-laga selanjutnya untuk memastikan tempat mereka di fase knockout. Pertandingan ini bukan hanya tentang hasil, tetapi juga tentang semangat, ketekunan, dan kerja keras yang ditunjukkan oleh kedua tim. Sepak bola selalu penuh kejutan, dan kedua tim masih memiliki kesempatan untuk menunjukkan kelas mereka di kompetisi ini. Buat kalian yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai seputaran dunia sepak bola, anda bisa kunjungi FOOTBALL NEWS SEPAK BOLA, kalian akan mendapatkan informasi yang tentunya terbaru dan ter-update setiap hari.