Pep Guardiola mengungkapkan keyakinannya untuk mengambil jeda dari dunia kepelatihan setelah kontraknya dengan Manchester City berakhir pada 2027. Meski belum memastikan pensiun permanen, pelatih berusia 54 tahun itu menegaskan bahwa ia akan beristirahat sejenak dari tanggung jawab manajerial. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh FOOTBALL UA.
“Setelah City, saya yakin akan berhenti sejenak. Saya belum tahu apakah ini pensiun permanen,” ujar Guardiola dalam wawancara eksklusif dengan Disney+. Masa jabatannya di Etihad Stadium yang mencapai sembilan tahun telah menjadi periode terlama dalam karier kepelatihannya, melampaui masa kerjanya di Barcelona (4 tahun) dan Bayern Munich (3 tahun).
Guardiola menolak spekulasi tentang bagaimana ia ingin dikenang, dengan filosofi bahwa yang terpenting adalah timnya memberikan hiburan bagi fans. “Yang saya tahu, fans Barcelona, Bayern, dan City menikmati cara tim saya bermain. Itu sudah cukup,” tambahnya.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Refleksi atas Musim Penuh Tantangan
Musim 2023-24 menjadi periode tersulit bagi Pep Guardiola di Manchester City. Timnya tertinggal 21 poin dari Liverpool di Liga Premier dan sempat mengalami lima kekalahan beruntun pada Oktober-November, yang mengakibatkan tersingkir dari Piala Carabao dan kehilangan peluang juara liga.
“Tahun ini adalah pembelajaran besar bagi saya,” akui Guardiola. Ia mengakui membuat beberapa keputusan taktis yang kurang tepat yang berkontribusi pada performa tim. Namun, City perlahan bangkit dan kini berada di posisi keempat, dengan peluang meraih Piala FA dalam pertandingan final melawan Crystal Palace.
Meski menghadapi tantangan, Guardiola bangga dengan warisan yang dibangunnya di City. “Apa yang kami capai selama sembilan tahun terakhir luar biasa. Tidak ada yang bisa menang selamanya,” ujarnya dengan bijak.
Baca Juga: Juventus Menang 2-0 atas Monza, Siap Keluar dari Penderitaan?
Warisan dan Filsafat Kepelatihan
Guardiola telah menorehkan sejarah gemilang di Manchester City dengan enam gelar Liga Premier dan treble pada 2022-23. Prestasi ini menjadikannya salah satu pelatih tersukses dalam sejarah klub dan sepak bola Inggris modern.
“Yang terpenting bukan bagaimana orang mengingat saya,” tegas Guardiola. “Hidup ini singkat. Sebagai pelatih, ada masa baik dan buruk. Yang penting kenangan baik bertahan lebih lama.” Filosofi permainan menyerang dan dominan yang diusungnya telah menjadi ciri khas tim-tim yang dilatihnya.
Pelatih asal Spanyol itu juga menekankan pentingnya belajar baik dari kemenangan maupun kekalahan. “Orang bilang kita belajar lebih banyak dari kekalahan, tapi saya juga banyak belajar dari kemenangan,” ungkapnya.
Tantangan Terakhir dan Transisi
Dengan sisa dua tahun kontrak, Guardiola masih memiliki target untuk dicapai bersama Manchester City. Selain mempertahankan posisi di Liga Champions, final Piala FA menjadi kesempatan terakhir meraih trofi musim ini.
“Kami harus belajar dari musim ini untuk persiapan masa depan,” kata Guardiola tentang rencana jangka pendeknya. Ia mengakui bahwa fase sulit ini justru memberikan perspektif baru tentang pengembangan tim.
Meski belum ada keputusan pasti tentang masa depannya setelah 2027, Guardiola menegaskan komitmennya untuk City hingga kontrak berakhir. “Sekarang fokus saya hanya pada bagaimana membawa City kembali ke jalur kemenangan,” pungkas pelatih yang telah mengubah wajah sepak bola Inggris ini. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik football-ua.com.